Sabtu, 14 Juni 2008

Tamu Terakhir

Sesungguhnya akan datang kepada kita semua, seorang tamu yang istimewa.

Tamu kita ini tidak datang karena haus akan harta, atau karena ingin ikut nimbrung makan minum bersama kita.

Tamu kita nanti bukannya datang untuk meminta bantuan kepada kita untuk membayar hutang2nya, atau untuk minta rekomendasi guna memuluskan upaya yg tidak mampu ia kerjakan sendiri.


Tamu kita nanti bukalah seperti tamu malam minggunya Evi Tamala…

Bukan pula seperti Tamu tak diundangnya Caca Handika

Bukan pula seperti tamu bulanan yang secara rutin biasa mendatangi kaum ibu dan remaja putri.

Bukan pula seperti tamu yang biasa kita hindari (karena mau nagih hutang)….

Tetapi tamu kita nanti akan datang dengan membawa suatu misi yang amat penting…

Sangking pentingnya misi yang dibawa; sehingga seluruh penduduk negeri ini tidak akan kuasa menolak dia dalam merealisasikan misinya tersebut.

Tamu kita nanti tidak butuh pintu masuk…. Tidak butuh izin…. Dan tidak butuh membuat perjanjian terlebih dahulu dengan kita.

Dia akan datang kapan saja…. Dan dalam kondisi bagaimanapun…

Dia tidak perduli apakah kondisi kita sedang sakit atau sehat, sedang kaya atau miskin, sedang puyeng karena gaji telat seperti sekarang atau sedang senang karna baru nimbang karet atau panen singkong…


Dia juga tidak perduli apakah kita sedang dalam perjalanan atau sedang berada di rumah.

Dan dia juga tidak perduli apakah kita sedang berada di istana yang megah, atau bersembunyi dalam benteng dengan penjagaan yang super ketat.

Dia tidak akan perduli…. Dia tetap akan masuk, dan tidak akan ada yang kuasa untuk mencegahnya masuk dan menunaikan misi pentingnya serta menuntaskan urusannya.

Tamu kita ini mempunyai hati yang tidak bisa luluh… dia tidak akan terpengaruh oleh ucapan2 dan tangis, bahkan jeritan dan ratapan kita…

Tamu kita nanti tidak bisa diajak berunding, tidak bisa juga diajak kompromi, meski oleh seorang Ketua Forum MAD.

Kalaupun kita berusaha menyogoknya dengan memberikan hadiah2… tidak akan mempan.

Sebab seluruh harta kekayaan dan hadiah2 menarik tidak akan berarti apa2 baginya… dan tidak akan membuatnya mundur dari misinya tersebut.

Sesunggunya kalau dia datang pada kita….. maka dia hanya menginginkan diri kita….. bukan orang lain.

Dia menginginkan diri kita seutuhnya… bukan separo badan….

Dia ingin membinasakan kita…. Ia ingin mencabut nyawa kita dan mematikan kita…

Dia ingin membinasakan kita… menghancurkan jiwa dan raga kita

Dia akan menuntaskan segala urusan2 duniawi kita…

Dialah Malaikal Maut….!!!!

Dalam QS As-Sajadah : 11 Allah berfirman :

“Katakanlah … Malaikal Maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu… akan mematikan kamu… kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”

Kemudian dalam QS Al-An’am : 61

“Sehingga apabila datang kematian kepada salah satu diantara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami, dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya”.

Saudaraku rohimakumulloh…

Itulah tamu terakhir dalam hidup kita…..

Karenanya… siapapun kita, sebagai seorang muslim, seorang mukmin, dan seorang muttaqiin… marilah kita persiapkan diri kita, keluarga kita, saudara2 kita semua untuk sama-sama bersiap2 menerima kedatangan tamu terakhir ini….

Karena ia akan membawa kita dalam perjalanan panjang yang sangat jauh….

Untuk itu diperlukan bekal yang sangat banyak.

Melalui media yg terbatas ini : saya ingin menghimbau kepada diri dan keluarga saya, serta kepada kita semua… Marilah kita manfaatkan sebaik2nya sisa umur kita ini guna mengumpulkan bekal2 yang baik dan membuang bekal2 yang buruk guna menyongsong kedatangan tamu terakhir ini.

Semoga Allah Yang Maha Pemberi Hidayah, selalu membimbing hati-hati dan iman-iman kita; agar kita senantiasa selalu dapat memperbaiki diri, bertakarrub kepada Allah dalam upaya menjadi insan-insan taqwa….

Subhanalloh wabihamdihi…. Subhanakallohumma wabihamdika…. Lailahailla anta….. Astaghfiruka wa atubu ilaik

Tidak ada komentar: