Kunjungan singkat Soeharto ke beberapa desa di Sulawesi Selatan menyenangkan hati bagi pemimpin yang sudah berkuasa 30 tahun itu. Masyarakat desa setempat menyambutnya dengan meriah. Umbul-umbul dipasang di jalan-jalan desa, bendera merah putih dikibarkan di setiap sudut desa. Tak lupa spanduk-spanduk yang berisi puji-pujian bagi Bapak Pembangunan ini bertebaran dimana-mana.
Soeharto benar-benar terharu. "Lihat, rakyat
Singkat cerita, kunjungan berakhir membahagiakan. Soeharto bersama rombongan yang terdiri atas Mbak Tutut, Titiek Prabowo, Bob Hasan dan Moerdiono terbang dengan helikopter meninggalkan desa tersebut.
Di atas sebuah desa yang dilihat dari udara tampak miskin, Soeharto tampak tertegun. Di bawah tampak pemandangan ratusan warga desa melambai-lambaikan tangan menyambut heli rombongan Presiden yang berkenan melintas di atas desa mereka.
"Kasihan, miskin sekali desa itu," kata Soeharto.
Lalu ia mengeluarkan uang pecahan Rp 50 ribu yang bergambar dirinya. Ketika ia hendak melemparkannya, Mbak Tutut mencegahnya. "Biarlah saya tukar dengan pecahan puluhan ribu agar ada
Titiek Prabowo yang mendengar usulan brilyan kakaknya itu segera menukas, "Kalau begitu saya tukarnya dengan pecahan
Bob Hasan pun ikut memberi usul. "Biarlah saya tukar saja dengan pecahan seribu agar ada
Soeharto pun hanya manggut-manggut. Namun Moerdiono yang sejak tadi nampak jengkel kemudian memberi usulan pada Soeharto.
"Mengapa bukan Bapak Presiden saja yang dilempar ke luar, agar ada 200 juta orang yang bergembira?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar